KEKACAUAN DISENJA KESEIMBANGAN BY HENDRI JANOER
KEKACAUAN DISENJA KESEIMBANGAN
Kelakar kami mulai menua di hamparan
meja persegi
dicat warna hijau yang mencolok mata,
kopi tinggal
sepenghirupan lagi
dipenghujung senja yang mulai temaram.
Kawanku
memulai percakapan kami
yang terputus disela-sela helaan nikotin
yang
membumbungkan asap putih kegelisahan.
Tatapannya masih saja tegar sejak
pertama aku mengenalnya,
sosok yang kokoh dengan pendiriannya
kendati
lingkungan sekeliling tidak bersahabat dengan pemikirannya itu.
"Cak ini
Man!", lanjutnya dengan gayanya yang khas.
Aku sendiri teramat sulit
untuk mendifinisikan sosok kawanku satu ini.
Percakapan kami dimulai
dari menapak tilas keinginannya
untuk berapa tahun-tahun yang lalu
untuk
berganti kewarganegaraan dengan alasan
sebagai bentuk protesnya atas
kekecewaannya
pada pola roda penyelenggaraan pemerintahan
yang
menurutnya berlaku tidak adil pada rakyat, orang seperti dia.
"salah satu sajak kehidupan"
Selasa, 04 Desember 2018
Sabtu, 01 Desember 2018
PANAH DAPUNTA BY HENDRI JANOER
PANAH DAPUNTA
sesaat malam datang
Hujan menyambangi
rintiknya tak merinai tapi menjarum
ada gulana semerdu puja-puja seloka
mengaduk-aduk
menusuk mendekam
disudut dingin yang khusuk semedi
sampai aku mabuk pada rasa yang purba
menembus batas sakit bala
menembus ruang harap sahaya
dan sekali lagi terkulai
pada ketidak tahuanku padamu
DUHAI engkau surga segala jawab disana
penutup maklumat
penyambung apa-apa yang tak tertitah
pengakhir yang termulakan
hapuslah aku untuk kita
jangan menatap malu-malu dibalik pesona pagi lagi
(padang janjian 2015)
mengaduk-aduk
menusuk mendekam
disudut dingin yang khusuk semedi
sampai aku mabuk pada rasa yang purba
menembus batas sakit bala
menembus ruang harap sahaya
dan sekali lagi terkulai
pada ketidak tahuanku padamu
DUHAI engkau surga segala jawab disana
penutup maklumat
penyambung apa-apa yang tak tertitah
pengakhir yang termulakan
hapuslah aku untuk kita
jangan menatap malu-malu dibalik pesona pagi lagi
(padang janjian 2015)
Langganan:
Postingan (Atom)